Kisah Cinta Letnan Rose dengan Si Koki (Part 28)
"Dengan senyuman yang sumringah kamu mendekatiku, kamu pegang ke-2 tanganku, senyummu penuh kasih serta tatapanmu penuh kelembutan yang sejauh ini, saya telah merasai getaran cinta yang tidak dapat saya tahan. Kamu makin mendekatiku dengan bisikan beberapa kata yang sejauh ini saya menuggunya. "Letnan rose kamu bidadariku, kamu cantik sekali malam hari ini, saya benar-benar benar-benar mencintaimu letnan".
Letnan Rose :
Panduan Mendaftar Member Slot Online |
Kokiku cintaku yang tersayang, waktu saya rindukanmu cuma dapat melihat foto mukamu, tatapan matamu yang lembut membuat jantungku tetap berdebar-debar. Langsung saya baca lagi semua tulisanmu yang tersimpan dalam file pribadiku. Semua ide kebaikan serta cinta yang betul, telah komplet ada pada tulisanmu, saya serta belum pernah jemu berkali-kali untuk membacanya. Waktu kantuk mendekati kupeluk photomu sampai saya tertidur.
Saya telah mempersiapkan diri saya dengan situasi yang romantis, kesegaran tubuh ini sesudah mandi dengan siraman wangi bunga rose yang benar-benar saya senang. Saya juga berdandan cantik untuk menyongsong kehadiranmu.
Situasi hening malam dengan nuansa harum ruang bunga mawar, di pojok meja kecil telah ada air hangat serta juice guava kegemaran kekasih kokiku tersayang.
Saya dengar cara tentu mendekatiku. Suara yang sejauh ini belum pernah saya mengenal terucap lembut. "Selamat malam letnan rose yang cantik". Saya juga lalu berdiri tidak dapat terucap satu kata juga, cuma senyuman paling baikku yang dapat saya beri, sama-sama pandang tidak berkedip ialah kesan-kesan malam itu.
Dengan senyuman yang sumringah kamu mendekatiku, kamu pegang ke-2 tanganku, senyummu penuh kasih serta tatapanmu penuh kelembutan yang sejauh ini, saya telah merasai getaran cinta yang tidak dapat saya tahan. Kamu makin mendekatiku dengan bisikan beberapa kata yang sejauh ini saya menuggunya. "Letnan rose kamu bidadariku, kamu cantik sekali malam hari ini, saya benar-benar benar-benar mencintaimu letnan".
Saya lama memandang mata kokiku kekasihku, lalu kupejamkan mata ini, sambil merasai gelora cinta dari sentuhanmu sayang. Bayangan matamu serta senyummu dibarengi oleh cuim pelukmu yang menganakemaskan kenyaman semua sisi badanku. Membuatku luluh tidak berkapasitas, nikmati keelokan gelora cinta darimu sayang.
Debar-debar jantungku samakin kuat, saya coba mengendalikan nafas, supaya bisa konsentrasi merasai kemesraan bersamamu.
Malam yang romatis itu sudah membuatku merasai kenyamanan cinta yang mengagumkan. Kamu tidak cuma pintar berbicara dalam tulisan cinta. Tapi tiap sentuhanmu sudah memberi keelokan terasa nyaman yang mengagumkan. Tiap saya lihat matamu ada kelembutan merasa seperti seakan-akan menjelaskan, "letnan rose bidadariku cintaku sayangku....!!!". Oohhh....!!!, kupejamkan mataku lagi.
Saya diamkan kekasihku kuasai diriku, belaian serta sentuhan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Betullah kamu kokiku sayang, telah menunjukkan jika dalam jalinan suami istri, bukan berapa kuat, tapi berapa lama dapat membuat kenyamanan itu.
Kamu pintar sekali mengendalikan irama pertualangan kemesraan dalam sentuhan dengan pengaturan yang eksper. Kamu kekasihku telah seutuhnya mengusai diriku sayang. Saya cuma dapat nikmati semuanya, dengan semua kebahagiaan yang tanpa tara. Seorang pria yang sejauh ini saya menunggunya, yang tetap saya istimewakan. Betul-betul telah memberi kebahagiaan sepenuhnya, tidak cuma beberapa kata cinta, tapi atas semua kelembutan sentuhan membuatku merinding berulang-kali.
Sang koki :
Letnan rose yang cantik, bagaimana pagi hari ini, mudah-mudahan Tuhan tetap memberi kebahagiaan padamu serta ke-2 putrimu elena serta del.
Letnan Rose :
Betul kokiku cintaku yang tersayang, saya pagi hari ini betul-betul merasai kebahagiaan tanpa tara, sebab pengalaman romatis tadi malam bersama-sama denganmu. Terima kasih kokiku sayang, kamu telah tiba memberi segala hal bagiku. Bayanganmu sebagai suamiku betul-betul riil dalam mimpi itu.
Saya benar-benar bahagia karenamu kokiku sayang, serta mendadak pagi hari ini menyapaku. Dalam akhir pertualangan kemesraan denganmu, saya sandarkan pipiku di belahan dadamu, saya lingkarkan tangan putihku di pinggangmu. Saya merasai detak jantungmu sama-sama berpautan dengan debar-debar jantungku kokiku sayang.
Waktu saya buka ke-2 mataku, pipiku tersandar dalam guling yang empuk serta saya lihat foto mukamu masih tersenyum dengan tatapan lembut yang tetap ada sinar cinta buatku.
Saya akan berdoa dalam tiap kata cinta serta sayangku, dengan terus-terang, terus-terusan serta berulang kali. Ya Tuhan saya sagat mencintainya, saya benar-benar menyayanginya, saya benar-benar mengistimewakannya, ya Tuhan takdirkanlah saya menjadi kekasihnya, menjadi istri bidadarinya. Saya janji untuk mendapatkan pahala kebaikan dari ia untuk suamiku.
Rasa cinta serta sayang yang sebenarya ialah sebab saya harus dapat memberi pengorbanan terlebih dulu, bukan menunggu untuk disayang atau di cintai. Tatapi sampai akhir hayatku, saya akan memberi pengorbanan atas cinta serta sayangku. Rasa cinta yang saya beri ini ialah atas anugrah dari Tuhan. Supaya dengan rasa cinta ini, saya bisa banyak memperoleh karena dari Tuhan. Dengan mencitaimu sepenuh jiwa serta ragaku kokiku sayang. Saya janji akan siap memberi cinta sepenuhnya atas kemurahan Tuhan kepadaku ini.
Sang Koki :
Letnan rose yang cantik, pengaturan cinta itu harus seringkali terbiasa. Saya sepakat denganmu, cinta yang betul itu sebab satu keberanian memberi pengorbanan. Pengorbanan atas fundamen keikhkasan sebab dapat jadi pengorbanan itu tidak terbalas. Sebab bila semangat pengorbanan itu telah ditetapkan semenjak detik pertama atas semua keikhlasan keinginannya satu saja, hanya cuma cari ridho dari Tuhan.*