Bosporus Dreams (Bab II: Hagia Sophia,1965)
Dalam satu hari, rekan saya namanya Hasan yang disebut mahasiswa asli Turki ini ajak saya untuk berkunjung ke Hagia Sophia, satu masjid yang jadi lambang dari pertempuran serta impak di antara agama Kristiani serta Muslim sebelum pada akhirnya dimenangi oleh faksi Muslim sebagai agama sebagian besar di negara ini. Benar-benar konyol memang sebab tiap hari tiap bangun tidur pada pagi hari sampai tidur pada malam hari, saya tetap nikmati panorama bangunan istimewa itu cuma lewat jendela tetapi belum pernah berpeluang untuk mendatanginya. Saat datang di halaman Hagia Sophia, sambil berjalan masuk ke, Hasan menanyakan pada saya dengan bahasa Inggris yang cukup lancar : " Hey Martin, apa kamu benar-benar cinta dengan negara ini? ". Saya juga menjawab : "Tentunya, untuk kali pertamanya dalam kehidupan, saya berjumpa langsung dengan satu kota yang mempunyai bentuk seperti pada mimpi." Hasan selanjutnya mengatakan : " Minimal saya mujur sebab kamu ialah orang Amerika, bukan Inggris atau Australia atau Prancis."
Panduan Mendaftar Member Slot Online |
Dengar pengucapan Hasan, saya juga langsung terheran serta menanyakan : " Apakah yang berlangsung memang bila saya dari ke-3 negara itu ?". Hasan selanjutnya menjawab : " Jika kamu pelajari riwayat cermat, kami sempat menaklukkan serta membunuh banyak prajurit dari ke-3 negara itu saat mereka akan kuasai negara kami di tahun 1918, itu kenapa banyak yang menjelaskan jika orang Inggris serta Prancis benar-benar alergi dengan hal yang bau negara kami sebab mereka trauma dengan kekalahan mereka di waktu dulu." Selanjutnya saya menanyakan lagi padanya : "Tetapi maaf, apa kamu masih ada perasaan sakit hati dengan orang-orang kulit putih khususnya dari negara yang kau katakan barusan itu ?" Dengar pertanyaan itu, Hasan juga ketawa serta mengatakan : "Tentunya tidak, sebab buat saya apakah yang berlangsung di waktu dulu biarkanlah berlalu, apalagi tidak ada yang menginginkan agar perang berlangsung bila tanpa ada permainan politik beberapa pejabat negara mereka. Malah saya suka bila mereka ingin berdamai serta maafkan untuk apakah yang berlangsung di waktu dulu ditambah jika mereka sudi untuk berkunjung ke negara kami. Sebab kami bangsa Turki telah janji tidak untuk terjebak perselisihan apa saja yang mencelakakan rakyat kami."
Dengar pengucapan Hasan, saya jadi cukup heran dengan yang jadi konsep bangsa ini. Untuk orang kulit putih, kadang saya cukup malu dengan semuanya yang dilaksanakan oleh nenek moyang bangsa saya sebelumnya. Mereka demikian serakah untuk kuasai dunia serta semua didalamnya dan mencuri tanpa ada tersisa sedikitpun. Saya percaya apakah yang dilaksanakan oleh bangsa Turki pada 37 tahun yang lalu bukan suatu hal yang keliru sebab mereka tidak mau tanah kelahiran mereka memiliki nasib dengan beberapa negara Asia serta Afrika lainnya yang perlu merasai kesengsaraan yang cukup hebat semasa beratus tahun lamanya. Sambil masuk ke bangunan serta lihat corak ornament serta sangkut-paut arsitektur gedung ini, Hasan selanjutnya mengatakan : "Saat ini lihat semuanya yang berada di dalam sini, apa nilai serta arti yang kamu temui ?" Selanjutnya saya juga menjawab singkat : "Toleransi". Selanjutnya sambil senyum, Hasan selanjutnya mengatakan : " Semasa beratus-tahun lamanya negeri ini diperebutkan serta dipertaruhkan atas nama agama serta Tuhan, namun kita belum pernah lupakan konsep dari nilai perdamaian serta kerukunan sebab sebenarnya semua manusia memiliki hak untuk melakukan keharusan sesuai ideologi Ketuhanan yang mereka anut. Kami belum pernah ingin membalas sakit hati untuk apakah yang berlangsung di waktu dulu, biarkanlah saat ini semua turunan dapat nikmati kebebasan di hari ini." Selanjutnya kami keluar serta berjalan sambil telusuri bagian selat Bosporus, jujur tidak pernah saya sedekat ini dengan selat ini, panorama sore hari yang cukup mengagumkan serta udara sejuk di bulan Oktober makin meningkatkan situasi yang cukup menentramkan. Hasan selanjutnya mengatakan : " Tanpa ada selat ini, negara kita kemungkinan tidak pernah dapat jadi semacam ini juga sebab selat ini juga lah yang memberi kami nyawa serta kehidupan. Coba pikirkan, apakah yang berlangsung jika selat ini jatuh ke faksi lawan serta kuasai segala hal ?"